Kejam Namun Nikmat
Reef - Australia
Disclaimer : tulisan berikut tidak bermaksud untuk menyinggung etnik tertentu, namun hanya sebagai gambaran sebuah potret kecil kehidupan nyata yang ada di dunia, dan tulisan berikut diambil dari berbagai sumber.
Sweet Z/AsMods dan para pembaca KoKi dimanapun Anda berada, salam damai dari Oz
Pemandangan yang ada di depan mataku lewat layar kaca, benar-benar membuat hatiku tertusuk pilu. Serasa dicubit-cubit. Ingin aku menutup mata atau mengganti channel, namun rasa penasaran yang besarlah yang membuatku terus melototi layar kaca. Hati terasa makin diris-iris. Dan sampai berhari-hari tayangan tersebut masih menghantui pikiranku sampai tergelitik hati ini untuk menuangkan dalam artikel dengan tujuan sekedar berbagi kepada KoKiers tentang sesuatu yang mungkin mengejutkan bagi sebagian pembaca. Aneh tapi nyata. Yang jelas apa yang aku saksikan very..very disturbing..... Ada apa toch kok sampai begitu terganggunya....???
Ilustrasi I
Sungguh mendebarkan atraksi yang dilakukan oleh salah seorang Chef di sebuah restaurant di China yang merupakan restaurant terbesar di dunia, West Lake. Hari ini , untuk merayakan hari jadi reastaurant yang kesekian, diadakan lomba masak yang dikiuti para koki yang bekerja di restaurant tersebut pula. Salah satu menu yang diperlombakan adalah : bagaimana mengolah ular menjadi delicacy yang istimewa dan juga bagaimana menikmati ikan hidup. Para peserta nampak antusias, tampak senyum di wajah-wajah mereka. Salah seorang Koki yang memilih mengolah ikan, segera mempersiapkan seekor ikan yang lumayan besar, setelah dibersihkan seperlunya, ikan yang masih hidup tersebut dicelupkan ke dalam penggorengan deep fry, yang tentu saja minyaknya dalam keadaan mendidih.
Selanjutnya, masih dengan senyum cerianya, Chef tersebut mulai menggoreng ikan.. menggoreng? Oh no.. ternyata tidak semua badan ikan yang nyata-nyata masih hidup yang diceburkan ke dalam minyak mendidih tersebut selayaknya menggoreng ikan, namun cukup separo badan dari ekor sampai setengah badan, sementara bagian leher dan kepala seperti dibungkam oleh kain basah, beberapa menit kemudian setengah badan ikan tersebut matang dan sang koki segera menaruh ke dalam piring ceper dan badan ikan yang sudah masak segera dilumuri saus pedas. Sementara kepala ikan masih bergerak, mulutnya seperti terengah-engah, megap-megap entah menahan rasa sakit yang tiada terkira atau berusaha berjuang mempertahankan nyawanya, sementara itu para audiens yang sebagian besar adalah para pegawai restaurant juga bersorak-sorai kegirangan, menyambut hasil masakan yang benar-benar luar biasa.....jauh di sudut kota Townsvilla, aku diam-diam mengusap air mata yang mulai ngambang di pelupuk mata.....speechless
Ilustrasi 2
Sekelompok anak muda tertawa-tawa enjoy sekali menikmati hidangan istimewa hari itu di sebuah restaurant lagi-lagi di China, menu istimewa tersebut adalah : ikan hidup. Tampak di tengah-tengah meja, seekor ikan tidak berdaya di atas piring, separoh badannya nampak matang dan ditaburi saus dan sebagian badan lainnya, yakni kepala, bergerak-gerak, megap-megap, si ikan nampak terengah-engah berjuang mempertahankan selembar nyawa. Sesekali anak-anak muda tersebut sambil bercanda ria menyumpit secuil badan ikan yang sudah masak dan bertabur saus....duh menyaksikan video ini tanpa sadar kembali aku harus menghapus mata yang mulai mbrambang....
Dear KoKiers,
Ilustrasi pertama aku saksikan lewat tanyangan program dokumentary di televisi kira-kira dua minggu lalu sementara ilustrasi ke dua aku temukan di harian The Telegraph secara kebetulan, dan karena ide tentang perbinatangan sudah ada di dalam benakku maka kehadiran artikel di harian on line ini seperti penguat bukti. Sebuah kenyataan yang nampak wajar dan normal bagi masyarakat tertentu namun bisa jadi terlihat sangat keji bagi yang lain. Dan tayangan video yang disertakan di harian tersebut, mudah ditebak, ramai komentar dan membuat sebagian orang frenzy serta mengutuk habis-habisan. Jika ada KoKiers yang penasaran, silahkan KoKiers klik di :
http://www.telegraph.co.uk/news/newstopics/howaboutthat/6595481/Chinese-diners-eat-live-fish-in-YouTube-video.html
atau :
Tentu bagi sebagian orang, pemandangan di dalam video atau di televisi di atas, bukanlah merupakan suatu hal yang harus dipikirkan, namun tidak demikian halnya dengan sebagian orang yang begitu peduli dengan peri kebinatangan. Yang benar-benar disturbing adalah : mengapa ikan setengah hidup...??? bukankah akan lebih manusiawi jika ikan tersebut benar-benar mati dan kemudian dinikmati? apa ini namanya tidak menyiksa binatang?
Di dalam tayangan video yang ditampilkan di youtube tersebut mengundang banyak perhatian masyarakat awam, banyak yang mengecam, namun ada juga sedikit yang membela. Dan ada juga komentar yang bernada rasist terhadap masyarakat chinese, seperti sudah menjadi rahasia umum jika masyarakat China memang sudah popular akan : kedoyanan selera makan apa saja yang bernyawa, disamping binatang-binatang normal yang layak dikonsumsi, mereka juga terkenal juga menyantap binatang-binatang yang dianggap menjijikkan oleh sebagian orang, katakan dari ular, tikus, katak atau binatang-binatang kesayaangan seperti anjing dan kucing.
Konon 'kerakusan' mereka didasari oleh pengalaman pahit saat terjadi kelaparan hebat di akhir tahun 1950 an sampai tahun 1960 saat diluncurkannya progam The Great leap Forward dan Cultural Revolution yang menewaskan ratusan ribu orang akibat kekuarangan makanan. Omong-omong tentang kebiasaan makan mereka, pernah aku tanyakan langsung ke beberapa kenalan yang asli dari daratan China, tanpa ragu-ragu mereka mengiyakan. Dan saking terkenalnya habit makan orang chinese sampai menimbulkan pomeo : Chinese will eat everything with four legs except table and chair.
"Bagaimana rasa daging kucing?" tanyaku pada suatu kesempatan kepada salah seorang kenalan saat kami bertemu dan ngobrol di salah satu Asian Market yang pemiliknya adalah orang Indonesia.
"Enak....tetapi daging kucing biasanya untuk ramuan obat dan dimasak dengan daging ayam." jawabnya polos.
"Lalu , bagaimana dengan tikus?"
"Aiyaaaaaaaaaaaa.....Enak enak..., tapi kami makan bukan sembarang tikus lho...tapi tikus jenis khusus". lanjutnya sambil mengacungkan jari jempolnya.
"Bagaimana dengan daging anjing?"
"Wow yang ini lezat boooooo..haiyaaaaaaa" Katanya, air liur hampir menetes dari celah bibirnya, membayangkan delicacies ini.
Khusus untuk anjing, bukan hal yang baru lagi karena selain China, Vietnam, Philipina dan negara-negara Asia lain, dan bahkan sebagian masyarakat di Indonesia mengkonsumsi daging anjing dan memang konon lezat dan konon pula daging si guk-guk bisa berfungsi sebagai obat darah tinggi. Entah benar atau tidak, aku tidak bisa menjawabnya.
Dari sebuah buku yang baru saja aku baca China Cuckcoo, penulis Mark Kitto, yang asli orang Inggris dan sudah puluhan tahun berdomosili di China, antara lain menceritakan bagaimana suasana di sebuah pasar tradisional si Moganshan sebuah kota turis tidak jauh dari Shanghai, betapa sang penulis ini nampak begitu kaget dan sangat syok sekali ketika menyaksikan kucing-kucing yang baru saja dikuliti dijual bersama dengan anjing dan tikus serta binatang lainnya. Sebagai orang yang berasal dari negara yang konon dikenal sebagai berperi kebintangan tinggi, kenyataan menemukan daging kucing yang baru saja dikuliti dan di display bersama daging-daging lain membuat perutnya mendadak mulas, walau tentu he knows what to expect menyadari stereotype kebiasaan masyarakat China dalam hal urusan perut.
Di lain pihak, seperti apa yang dikemukanan oleh salah seorang Chinese, seperti yang ditulis di the Telegraph, yang walau mengakui segala horor makanan, namun membela diri bahwa tidak semua orang China makan ikan hidup atau kucing atau tikus dan lain-lain. Wajar, seperti yang terjadi di masyarakat lain di manapun, ada sebagian orang yang tentu menyukai hal-hal yang dianggap tidak normal. Tidak bisa digeneralisasi semuanya. So to speak.
Apakah kekejaman terhadap binatang hanya terjadi di China saja?
Tentu jawabannya tidak....beberapa waktu lalu, ketika asyik browsing, secara kebetulan ada iklan dengan judul yang mampu membuat mata melek seketika : yaitu berita tentang si sexy Pamela Anderson, dengan judul yang tidak kalah menggairahkan, secara iseng pula aku klik iklan tersebut, mengharapkan aksi si Pamela yang mendebarkan, namun O la....la..ternyata aksi Pamela memang benar-benar mendebarkan, sang beliau berpidato sedang mengkampanyekan untuk memboikot KFC karena KFC dianggap melanggar hak perhewanan yaitu : bertindak kejam terhadap ayam-ayam yang menjadi andalan menunya.
Diperlihatkan bagaimana proses 'pembuatan' ayam secara artificial, dan dijejali obat khusus untuk penggemuk dalam waktu singkat dan bagaimana ayam-ayam itu berasal sampai dalam proses penjagalan sang ayam-ayam jadi-jadian. Contoh yang diperlihatkan dalam video tersebut adalah yang terjadi di salah satu daerah di Amerika, penjagalan ribuan ayam dilakukan secara kejam, jika ayam-ayam tersebut sedang antre di mesin pemotong, ada beberapa oknum tukang jagal yang entah iseng atau tidak sabar, menangkap ayam-ayam dan tanpa merasa dosa, lalu memukulkan kepala ayam-ayam ke dinding di tempat penjagalan, smash and bang..sang ayam koit, kalau tidak langsung koit, sang jagal langsung menginjak kepala ayam-ayam tersebut, sampai benar-benar sang nyawa yang bandel meninggalkan raga sang ayam.
Kekejaman yang ditampilkan di video tersebut benar-benar disturbing, tidak kalah dengan disturbingnya para koki di China yang menjagal ayam-ayam cukup praktis, ayam hidup langsung dimasukkan ke dalam kuali air mendidih, ayam kelabakan lalu..meninggal mata terbuka, mati penasaran demi memuaskan selera makan makhluk yang bernama manusia. Oh dunia....!
Di Perancis, salah satu masakan popular sebagai appetizer adalah Foi Gras, yaitu hati angsa atau bebek yang digemukkan dengan paksa , hati bebek normal yang hanya sebesar kepalan tangan, jika dimetodekan untuk Foi grass bisa membengkak sampai satu kilo. Proses penggemukan hati dilakukan dengan paksa , dimana bebek atau angsa diberi makan makanan khusus secara digelontor terus menerus ke dalam mulutnya. Tentu sang bebek tersebut merasa sangat tersiksa, teler dan bahkan bisa pingsan. (mengenai proses pembuatan Foi Gras dulu pernah aku tulis di koki jadul), Foi grass merupakan masakan istimewa yang dihidangkan pada saat-saat yang istimewa pula seperti Natal, ulang tahun atau juga di reraturant-restaurant mewah, dan lain-lain.
Sementara itu daging veal (anak sapi) yang bener-bener empuk nan lezat ternyata sebelum sampai di piring di meja anda juga mengalami proses tidak kalah nggenggirisi. Para sapi yang masih sangat muda yang diternak khusus di ruangan khusus yang dianggap sangat tidak berperi kebintangan dan jika saatnya tiba akan dijagal di usia tertentu sehingga menghasilkan textur daging yang dianggap layak untuk kategori veal.
Sementara kalau di Indonesia kekejaman terhadap binatang bentuk lain yaitu dengan alasan demi fulus, contoh nyata dengan ditemukannya kasus sapi glonggongan di beberapa daerah terutama di Jawa, yang mana sapi digelontor air berliter-liter sampai sapi hampir atau pingsan dalam proses, tujuan digelontor air melalui selang ke tubuh sapi ini untuk menambah berat timbangan sang ternak sebelum dijual. Biasanya kasus sapi glonggongan makin marak mendekai saat-saat hari besar seperti Hari Raya idul fitri atau Hari raya Qurban.
Aktifis-aktifis yang menamakan diri sebagai kelompok penyanyang binatang jika mendengar kasus sapi glonggongan bisa jadi akan sama-sama pingsan. Aktifitas penyanyang binatang memang sangat marak satu dekade belakangan ini, dipelopori oleh mantan bom sex Hollywood Brigitte Bardot yang beberapa tahun lalu menulis artikel yang intinya mengutuk umat Islam yang merayakan Hari Raya Qurban dengan menyembelih jutaan ternak. Tulisan yang sangat rasis yang mampu menuai protes di dunia Internasional. Konon si BB ini saking demennya sama binatang, dia jarang mencuci bekas piring makannya, dan untuk membersihkan sisa makanan yang di piring, dia akan membiarkan anjing menjilati piringnya sampai bersih.
Tahun demi tahun, aksi kian marak. Sebagai bentuk protes akan aksi kejam terhadap binatang , bahkan ada beberapa aktris dunia yang rela melepas bajunya dan sengaja berpose telanjang di berbagai majalah dunia dan menyuarakan protes menolak kekejaman terhadap binatang termasuk yang baru-baru ini ramai yaitu protes keras terhadap pemerintah Jepang ketika ramai kasus penangkapan ikan paus yang dijadikan konsumsi
Memang kalau diamati sepintas , para karnivorus alias pemakan daging termasuk dalam hal ini adalah aku, adalah kejam karena menikmati kenikmatan mulut dengan membunuh binatang. Dari sekian ex carnivorous yang mengaku mereka turn to vegeratrian setelah menyaksikan penjagalan hewan-hewan. Rasa kasihan dan melas telah memenangkan selera sesaat mulut mereka. Namun dalam kehidupan nyata, yang beralih ke vegetarian masih relatif kecil dibanding dengan orang-orang yang walau melihat proses penjagalan para ternak tetap mempertahankan kesenangannya makan daging. Tidak bisa disalahkan toch memang para binatang ternak tersebut seperti tertulis dalam kitab suci-kitab suci agama wahyu memang diciptakan untuk konsumsi manusia. Nasib mereka memang sudah digariskan harus end up in the pot on your table.
Namun demikian, yang masih mengganjal di hati : mengomentari kebiasaan sebagian kecil orang China terhadap kegemaran makan ikan setengah hidup...aku pribadi walau sangat miris dan prihatin namun tidak bisa berbuat apa-apa, paling hanya bisa ngedumel dalam hati, mengapa sih, ikannnya tidak dibunuh dan baru dinikmati...? pertanyaan yang sama dari mungkin jutaan orang yang menyaksikan 'kekejaman' ini.
Why...and Why...???Last but not the least, Lain ladang lain belalang, yang kita anggap keji bagi masyarakat lain belum tentu keji pula bagi masyarakat lainnya...so, How cruel can You go....???