Bandung - Saat sepinya order pengetikan manual di zaman modern ini, para juru ketik di Jalan Singaperbangsa, Kota Bandung, masih menaruh harapan bisa mereguk rezeki lebih kala Tahun Ajaran Mahasiswa (TAM).
Bagi mereka, masa-masa pengenalan kampus atau orientasi mahasiswa baru, menjadi tambang emas yang bisa mengepulkan dapur. Jasa mereka pun menjadi primadona mahasiswa baru.
"Kalau pada saat pengenalan kampus atau ospek atau entah apalah namanya, biasanya mahasiswa senior memberikan tugas pengetikan dengan menggunakan mesin tik manual," tutur salah satu juru ketik Saut M Sidabutar (47) ketika berbincang dengan detikbandung beberapa waktu lalu.
Bagi Saut dan puluhan rekan seprofesi lainnya, minimnya jumlah mahasiswa yang mahir menggunakan mesin tik manual menjadi kesempatan untuk berjualan.
"Mahasiswa sekarang kan jarang yang bisa pakai mesin tik, kalaupun bisa pasti lama. Padahal mereka biasa diberi tugas sore atau malam hari. Belum kalau tidak ada mesin tiknya," ujarnya.
Karenanya, para juru ketik di sini berani memasang tarif cukup tinggi pada musim-musim ini. Bahkan bisa sampai 3 atau 4 kali lipat tarif biasa.
"Ya, namanya juga kerja diburu waktu, kompensasinya harus sesuai dong. Toh bagi para mahasiswa itu harga yang dipatok murah-murah saja. Yang penting tugas dari senior mereka selesai," imbuh Saut.
Menurut Saut, mahasiswa yang datang ke kios-kios pengetikan di sepanjang Jalan Singaperbangsa datang tidak hanya dari satu kampus saja. "Memang dekat dengan salah satu universitas terkenal. Tapi dari kampus lain juga banyak kok. Soalnya yang menyediakan jasa seperti ini sudah jarang sekarang," tandas Saut http://bandung.detik.com/read/2010/03/04/092243/1310834/486/jadi-primadona-mahasiswa-baru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar