Bandung - Mengetik bagi sebagian orang mungkin terasa menjemukan. Terlebih jika masih menggunakan mesin tik manual. Namun bagi seorang Saut M Sidabutar, pengetikan adalah keran penghasilan bagi ia dan keluarganya.
Pria kelahiran Medan pada 47 tahun yang lalu ini, mulai terjun ke dunia pengetikan sejak 1995. Berbekal mesin tik kuno dan kemauan keras, ia membuka usaha di Jalan Singaperbangsa, Bandung.
"Tahun 90-an saya merantau ke Bandung dan mencoba meniti karier di sini. Entah karena apa saya langsung terjun ke bidang pengetikan," ujarnya.
Latar belakang pendidikan Saut bukanlah dari jurusan yang kerap berkutat dengan urusan ketik mengetik. Pria yang berlatar belakang pendidikan ilmu ekonomi ini awalnya menekuni profesi sebagai juru ketik agar bisa bertahan hidup di Bandung.
"Awalnya simpel saja. Karena saya harus bertahan hidup di sini dan ternyata keterusan sampai sekarang," tutur Saut.
Dari yang awalnya hanya bermodal mesin tik manual, usaha Saut terus berkembang. Saut pun mulai merambah bisnis pengetikan dengan komputer.
"Kalau tidak mengikuti perkembangan bagaimana? Sekarang kebutuhan orang tidak melulu pengetikan manual. Jadilah saya mengumpulkan uang untuk membeli komputer," jelas Saut.
Namun langkah Saut tidak berhenti disana, seperti kebanyakan juru ketik di kawasan Singaperbangsa lainnya, Saut pun melebarkan sayap ke bidang penerjemahan.
"Semuanya saya lakukan otodidak. Tidak ada pendidikan formal apapun yang saya tempuh untuk menjalani 2 profesi saya ini," ujarnya bangga.
Kegigigan Saut rupanya membuka jalan hidup ayah dari 2 anak ini. Ketika mencoba mengikuti tes kualitas penerjemahan di sebuah universitas terkenal di Jakarta, ia pun mendapat predikat yang cukup memuaskan.
Tak hanya itu, dapur keluarga dan kedua anaknya berhasil hidup berkecukupan dari jasa pengetikan ini. "Dari sini kedua anak saya bisa terus sekolah. Mudah-mudah bisa sampai lulus kuliah di tempat yang diinginkan," harapnya.
Ketika ditanya sampai kapan dirinya akan menjalani profesi ini, Saut menjawab yakin, jika pengetikan adalah jalan hidupnya.
"Saya akan terus menjalani karier ini. Dan lagi umur saya sudah terlalu tua untuk meniti karier baru di bidang lain. Selain itu, dari jasa ini saya bisa mendapat banyak ilmu baru dari berbagai disiplin keilmuan. Meskipun tidak terlalu dalam, tapi setidaknya pengetahuan saya semakin luas," tutup Saut. http://bandung.detik.com/read/2010/03/04/122500/1311055/486/saut-tetap-gigih-menjamah-mesin-tik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar