Meskipun tidak persis sama dengan yang dilakukan warga suku Papua, karena penggunaan rempah-rempahnya masih mengandalkan rempah-rempah khas Minahasa, namun penggunaan media tanah sebagai tempat memasak memiliki nilai cita rasa tersendiri dan dapat diterima oleh lidah warga Minahasa.
Daging babi yang akan dimasak, terlebih dahulu dibungkus dalam “daun woka” sejenis daun kelapa yang masih muda, kemudian dilumuri rempah-rempah khas Minahasa dengan penonjolan pada rasa “pedes” kemudian dimasukkan pada lobang dalam tanah yang telah disediakan, lalu ditutup rapat dan selanjutnya dimasak dengan cara meletakkan bakaran kayu diatas tanah tersebut sampai kira-kira 12 jam lamanya.
Jenis masakan ini disajikan warga pada saat kegiatan “pengucapan syukur Minahasa” baru-baru ini, termasuk Bupati Minahasa Drs Stefanus Vreeke Runtu. Bupati yang dikenal sangat terbuka dan dekat dengan warganya itu memuji kelezatan masakan daging babi yang dimasak dalam tanah tersebut. Menurut Bupati ini adalah metode memasak daging babi terbaru di Minahasa yang dapat diterima oleh lidah warga Minahasa.
Tidak ada keterangan resmi kapan cara memasak tersebut mulai dikembangkan warga. Namun ada yang mengatakan cara masak ini, idenya dibawah oleh warga Minahasa yang pernah bekerja di tanah Papua. Selaian ada juga yanag mengatakan idenya dibawah oleh Mahasiswa asal papua yang berkuliah di Minahasa (universitas negeri Manado) Sejauh ini jenis masakan tersebut belum ada yang dijual dirumah makan ataupun restaurant yang ada, masih sebatas masakan keluarga saja.
http://beritamanado.com/category/pariwisata/kuliner/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar