Minggu, 17 Januari 2010

Kecurangan Tes CPNS Diungkap, Nama Ajudan Mendadak Ada

Lima nama peserta tes CPNS Kota Kediri yang seharusnya lolos, tiba-tiba diganti nama lain. Nama-nama baru itu ternyata dikenal ‘dekat’ dengan pejabat setempat, termasuk di antaranya Hendri Sepriyadi, ajudan wali kota. “Ada lima nama yang kami temukan berbeda dengan data asli ITB sebagai pembuat soal dan skoring tes CPNS. Di antara lima nama ini adalah bawaan pejabat. Ini jelas rekayasa. Harus diusut tuntas,” tegas Syamsul Umam, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Kediri, Rabu (13/1).

Lakpesdam bersama dengan unsur-unsur lain, yaitu KNPI, BEM Uniska, STAIN, STITEM, UNP, Tribakti, HMI, PMII, Masyarakat Tranparansi Kediri tergabung dalam Koalisi Masyarakat Antikorupsi Kota Kediri. Mereka mengkritisi pelaksanaan tes CPNS di Kota Kediri yang ternyata banyak menimbulkan pertanyaan karena dicurigai curang.

Kelima nama yang dinilai direkayasa tersebut adalah Meylina Uji Nastiti (dokter umum) menggusur Melda Nisriana. Hendri Sepriyadi (perawat ahli) menggusur Dyah Wahyuningtiyas. Aulia Fauzi menggusur Diana Yuli S (pengendali dampak lingkungan). Agus Zarqoni menggusur Luluk Mulyono (pengawas ops alat berat). Atiqoh menggusur Gunardi (guru agama Islam SD).

Koalisi ini menyebut, beberapa nama yang tiba-tiba muncul tersebut dekat dengan pejabat Kota Kediri. Di antaranya Hendri (ajudan wali kota), Maylina (anak Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset), dan Atiqoh (istri orang yang dekat dengan pejabat).

Koordinator Masyarakat Tranparansi Kediri, Arif Wijaya, menyatakan, kelima orang bawaan pejabat tersebut rata-rata memiliki nilai tidak lebih dari 50. Oleh pembuat kebijakan, mereka diloloskan dengan menggusur lima nama. “Dari data yang kami terima dari ITB, mereka menggeser peserta murni yang memiliki nilai lebih bagus. Nama dan nomor peserta diubah, tapi nilainya persis milik yang digusur,” jelas Arif.

Mereka mendesak kepada Polresta Kediri untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Sebelumnya, koalisi ini sudah melaporkan rekayasa dan kecurangan itu kepada Polresta Kediri. Selanjutnya, koalisi ini bertekad akan mengawal pengusutan rekayasa CPNS. Temuan mereka kemudian ditindakalnjuti dengan melaporkannya kepada Satgas Mafia Hukum di Jakarta.

Kabag Humas Pemkot Kediri, Nur Muchyar, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa ada beberapa nama yang dikenalnya adalah dekat dengan pejabat. Termasuk Hendri adalah ajudan wali kota yang statusnya belum PNS. “Soal rekayasa itu, saya tidak mau komentar dulu,” kata Muchyar.

Plt Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset, Suprapto, belum bisa dikonfirmasi. Tapi dirinya sebelumnya mengatakan bahwa anaknya memang diterima menjadi dokter umum. “Saya tahunya lewat media,” kata Suprapto beberapa waktu lalu. Namun dia menganggap wajar anaknya lolos, sebab dia lulus cumlaude dari sebuah perguruan tinggi negeri.

http://www.surya.co.id/2010/01/14/kecurangan-tes-cpns-diungkap-nama-ajudan-mendadak-ada.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar