Disebut lapo 32 ce-je, adalah mengutip nomor 32 dan aksara CJ dari dalam erek-erek toto yang menyimbolkan ular. Dikedai ini dijual dan dihidangkan masakan dari daging ular dan daging biawak dan ini telah mereka lakukan sejak 30 tahun yang lalu.
Hidangan daging ular ataupun daging biawak telah siap dimasak dan mulai dijual dari jam 1.00 siang hingga jam 10.00 malam. Pada malam harinya disajikan bersama dengan tuak. Kedai ini berlokasi di jalan Parapat simpang menuju desa Tambunan di Pematangsiantar. Dalam sehari lapo ini memasak 7-10 ekor ular dan 2-3 ekor biawak.Selain untuk dijual dikedai juga kita menjual dagingnya kebeberapa kedai diberbagai daerah seperti ke Samosir, Toba, Simalungun dan Tanah Karo
Sang pemilik kedai juga memelihara buaya yg kini telah berusia 13 tahun. Buaya inilah yang akan memakan limbah berupa potongan-potongan daging termasuk kepala ular, sebagai pengolah limbah secara alami.
kedai ini juga menjual minyak ular, yang sangat baik digunakan sebagai minyak urut” Harganya Rp 100.000 perbotol botol bir. Dulu selain menjual daging ular, kamipun menjual daging labi, dan tenggiling. Namun sejak ditetapkannya labi dan tenggiling sebagai fauna yang dilindungi, kita tidak menjualnya lagi.
Sang pemilik kedai juga memelihara buaya yg kini telah berusia 13 tahun. Buaya inilah yang akan memakan limbah berupa potongan-potongan daging termasuk kepala ular, sebagai pengolah limbah secara alami.
kedai ini juga menjual minyak ular, yang sangat baik digunakan sebagai minyak urut” Harganya Rp 100.000 perbotol botol bir. Dulu selain menjual daging ular, kamipun menjual daging labi, dan tenggiling. Namun sejak ditetapkannya labi dan tenggiling sebagai fauna yang dilindungi, kita tidak menjualnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar