Kecemasan orangtua sangat wajar terhadap kasus-kasus negatif akibat salah guna pada jejaring sosial Facebook. Apalagi korban dari dampak negatif Facebook makin banyak. Dalam seminggu ini saja ada dua siswi menjadi korban karena kabur dengan remaja yang dikenalnya lewat Facebook.
Sabtu (6/2/2010) lalu Nova (13), siswa kelas II SMP Negeri di Sidoarjo, menghilang dari rumah keluarganya di Cluster City Alamanda Blok L 14, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Nova baru ditemukan oleh polisi pada Selasa (9/2/2010) dini hari di Tangerang saat bersama sang pacar, Febriari alias Ari Power (18). Yang mengejutkan, kepada polisi, Nova mengaku telah bersebadan dengan pacarnya itu sebanyak tiga kali selama kabur tersebut.
Sabtu (6/2/2010) lalu Nova (13), siswa kelas II SMP Negeri di Sidoarjo, menghilang dari rumah keluarganya di Cluster City Alamanda Blok L 14, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Nova baru ditemukan oleh polisi pada Selasa (9/2/2010) dini hari di Tangerang saat bersama sang pacar, Febriari alias Ari Power (18). Yang mengejutkan, kepada polisi, Nova mengaku telah bersebadan dengan pacarnya itu sebanyak tiga kali selama kabur tersebut.
Peristiwa terbaru menimpa keluarga Binsar, warga Taman, Sidoarjo. Mereka melapor ke polisi karena anak gadisnya bernama Abelina sampai Rabu (10/2/2010) belum pulang sejak Sabtu (6/2/2010) lalu. Abel, siswi SMA 22 Surabaya, diduga kabur bersama lelaki yang ia kenal melalui Facebook. Lelaki itu diduga bernama Januar alias Jeje, yang punya akun di Facebook Abel.
Pada 25 Oktober 2009, Latifah (16), siswi asal Jombang, dibawa kabur pria yang dikenal lewat Facebook, Anis Asmara (41). Selama menghilang, Latifah mengaku berada di Jakarta kemudian di Bali. Bahkan, Latifah mengaku sudah menikah siri dengan Anis, yang mengaku warga Gianyar, Bali.
Pada 25 Oktober 2009, Latifah (16), siswi asal Jombang, dibawa kabur pria yang dikenal lewat Facebook, Anis Asmara (41). Selama menghilang, Latifah mengaku berada di Jakarta kemudian di Bali. Bahkan, Latifah mengaku sudah menikah siri dengan Anis, yang mengaku warga Gianyar, Bali.
Facebook memang gaya baru masyarakat untuk bergaul. Menurut Tonny, dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, ada sisi negatif dan positif jejaring sosial bernama Facebook ini. “Ingat kembali tujuan awal membuat akun Facebook. Apakah untuk menambah teman, mencari teman lama, atau berbisnis,” kata Tonny. Facebook sebenarnya sarana sosial bersifat publik.
Jadi, begitu seseorang menulis atau memasang foto di wall, pasti diketahui orang banyak. Nah, sebaiknya informasi yang disampaikan di Facebook jangan terlalu pribadi. Foto terlalu pribadi tak usah dipasang.
Bila akun Facebook ditujukan memperluas jaringan, menambah teman (add) siapa pun tidak masalah. Namun, kembali lagi kepada Anda. Apakah "teman-teman" Anda dalam Facebook bisa dipercaya sepenuhnya? Misalnya ada orang add akun Facebook Anda memakai nama mirip dengan teman sekolah. Perlu dipastikan apa itu benar-benar teman Anda. “Bila akun Facebook Anda bersifat personal, sebaiknya selektif memilih teman baru,” tegas Tonny yang menekuni psikologi sosial.
Sejauh kontak hanya dilakukan via internet, dampak negatif tidak terlalu terasa. Namun, jika dilanjutkan ke dunia nyata (temu darat), harus dipertimbangkan baik-baik. Bersikap hati-hati jauh lebih aman. Janji kopi darat sebaiknya dilakukan di tempat umum atau mengajak teman. “Masalah muncul jika orang sangat percaya dengan kenalan barunya, diajak ke mana pun akan mau saja,” ucap Tonny. Maka, perhatian dan pengawasan orangtua sangat diperlukan.
Perlu diketahui, di dunia maya, identitas (ID) bersifat fluid atau cair. Orang bisa memakai ID siapa saja untuk akun Facebook. Ingin mencemarkan nama baik seseorang jadi mudah. “Saya pernah temui kasus password Facebook seorang perempuan disalahgunakan untuk menyebarkan hal buruk, yaitu dengan mengaku sebagai pekerja seks,” tutur Tonny. Maka, ingat selalu menutup akun sebelum meninggalkan warnet karena password bisa dicuri dari sana. Untuk itu, jika add (menambah teman), sebaiknya cek dulu informasi. Meski tidak menjamin 100 persen aman, setidaknya tahu siapa dia sebenarnya. Jika tak jelas, di-ignore saja http://regional.kompas.com/read/2010/02/11/08251484/Jangan.Sembarangan.Terima.Teman.di.Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar