Gadis Togel Menangis di sidang

Gadis belia anak buah bandar judi kelas kakap, Wongso Sandjaja, 53, yang ditangkap 11 Februari 2010 di Lawang, diseret ke Pengadilan Negeri Surabaya, Senin (15/2). Sepanjang hari menjelang sidang, Dian, 17, (bukan nama sebenarnya) selalu menangis dan ketakutan, sehingga tidak kunjung masuk ke ruang sidang meskipun jaksa penuntut umum (JPU) A Hamid Kadir menggandengnya.“Saya takut Pak, saya takut,” rengek Dian berkali-kali. Ironisnya, Wongso sendiri belum diseret ke meja hijau.

Sidang itu sebenarnya berlangsung tertutup seperti lazimnya persidangan kasus anak. Jaksa juga meminta Dian agar tetap tegar, namun perempuan berambut lurus itu malah menangis lagi. “Saya ingat ibu saya Pak,” begitu katanya berkali-kali. Dian hadir di ruang sidang tanpa didampingi penasihat hukum, apalagi kerabat atau saudaranya, sehingga Hakim Sutriadi Yahya meminta penasihat hukum gratis yang dimiliki PN Surabaya.

Sebelum sidang, Dian kelihatan begitu menyesal. Andaikata kakaknya sempat menjemputnya dari Jember, mungkin dia tidak akan menjadi pesakitan seperti ini. Sebab, seharusnya sebelum kakaknya datang, Polda Jatim menggerebek rumah sekaligus tempat judi milik Wongso di Lawang.

Dian menceritakan, sebenarnya dia merasa tidak betah sejak sebulan bekerja di tempat yang menurutnya misterius itu. Di sebuah rumah mewah, Dian menempati ruangan di bawah tanah. Jika sudah masuk, dilarang keluar, bahkan dengan dalih cari makan pun dilarang Wongso. Sebab, setiap hari dikirim katering. “Saya sudah sempat minta keluar kerja, tetapi dilarang,” kata gadis Jember ini.

Dian kemudian berusaha berdamai dengan keadaan karena dia merasa upah yang diterimanya cukup besar, Rp 700.000 per bulan. Upah itu begitu menggiurkan karena sebelumnya ketika bekerja di sebuah salon di Malang, hanya dibayar Rp 300.000 per bulan.

Anak baru gede yang hanya tamatan sekolah dasar itu sepertinya sudah tahu jika tengah menghadapi dakwaan besar karena terlibat bisnis judi kupon putih beromzet miliaran rupiah. Yang lebih menghebohkan lagi, Dian adalah anak buah Wongso Sanjaya, bos besar judi togel yang sudah keluar masuk tahanan.

Di dalam sidang, Hamid mengancam Dian, 10 tahun penjara karena didakwa melanggar Pasal 303 KUHP Ayat (1) tentang perjudian. Di dalam lembar dakwaan yang dibacakan jaksa, Dian bertugas menjaga 12 mesin faks, kemudian menerima catatan para pengepul yang dikirim melalui mesin faks itu.

Tugas Dian mencatat semua rekapan itu dan diserahkan ke Wongso. Kemudian setelah undian keluar, Dian bertugas memeriksa rekapan. “Dia bertugas mencari nomor pemasang apa ada yang cocok dengan nomor yang keluar tadi,” kata Hami

http://www.surya.co.id/2010/02/16/gadis-togel-menangis-di-sidang.html