Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mencabut kartu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK-Gakin) dan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) bila pemegang kartu itu perokok berat.“Bukan berarti gakin akan dicabut semuanya. Tapi saya tidak mau memberi dana kesehatan gratis bagi perokok berat. Saya sedang merumuskan kebijakan baru, miskin atau kaya kalau merokok tempatnya di luar,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Jakarta, Selasa (9/2).
Data survei dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia menunjukkan, ternyata 22 persen total pengeluaran sebulan keluarga miskin dihabiskan untuk membeli rokok.“Padahal mereka (perokok -Red) menikmati layanan kesehatan gratis dan rokok merupakan beban berat buat kesehatan. Kan tidak proporsional kalau dijalankan terus,” kata Fauzi.
Berdasarkan penelitian, dari 25 pengeluaran rumah tangga, justru pengeluaran untuk rokok menduduki urutan kedua teratas setelah beras yang menduduki peringkat satu.Ditemukan empat dari 10 rumah tangga miskin ternyata memiliki pengeluaran untuk rokok terbanyak dibandingkan pengeluaran rumah tangga kategori kaya. Rata-rata jumlah pengeluaran rumah tangga perokok sekitar Rp 113.000 per bulan ditujukan untuk menikmati rokok.Pengeluaran ini lebih tinggi dari dana bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan pemerintah untuk mensubidi rumah tangga miskin yaitu Rp100.000 per bulan
http://www.surya.co.id/2010/02/10/orang-miskin-merokok-kartu-gakin-dicabut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar